Dalam hidup kita akan bertemu dengan banyak macam orang. Dengan berbagai macam karakter. Ada yang baik, ada yang licik, ada yang tegas, ada yang emosian. Banyak sekali berbagai macam orang. Ada yang pernah datang ke dalam kehidupan kita, memberikan banyak pelajaran dan pergi. Ada yang menetap sampai sekarang, ada yang sekedar berteduh dan pergi. Sangat berwarna, dari yang paling terang sampai paling gelap. Dan kita jangan pernah menyesal pernah mengenal mereka, karena mereka lah yang membuat hidup kita berwarna.
Belajar Mengampuni Memaafkan
Jika kalian ingin hidup damai, kalian harus memulai dengan menerima, dan kadang saat anda sudah menerima, tapi rasanya di dalam hati masih ada yang mengganjel. Kalian bisa rehat sebentar dan berpikir, kira-kira apa ya yang salah. Apa yang kurang. Kalian bisa flashback ke masalalu anda, dan mulai memeriksa setiap bagian. Mungkin ada yang terlewatkan. Saat anda masih menyimpan rasa marah, rasa benci, dan dendam terhadap satu peristiwa atau kepada seseorang, itulah sumber ngeganjel yang anda rasakan. Bagaimana cara menghilangkannya?
Cukup dengan menerima keadaan itu, menerima momen itu, menerima orang tersebut. Maafkan orang itu. Karena anda tidak akan pernah bisa berjalan maju, jika anda masih membawa beban di masa lalumu. Menyimpan rasa marah dan benci, tidak akan bisa membuatmu berjalan secara leluasa. Seperti ada rantai yang mengikat kaki anda. Sehingga mau anda berjalan ke sisi manapun, anda akan stuck pada batas tertentu. Jadi belajar lah memaafkan.
Saat kalian menyimpan rasa dendam, ini tidak akan mengembalikan waktu dan mengubah keadaan. Malah anda sendiri akan ikut terluka. Seperti anda memegang sebuah batu panas, anda ingin melempar kepada orang yang anda benci itu, sebelum anda melemparkan batu tersebut, pasti anda akan memperhitungkan lemparan anda dan memastikan power anda cukup untuk bisa melemparkan batu tersebut dan kena sasaran. Dan untuk itu anda akan diam sambil memegang batu panas ini dan menargetkan lemparan, sehingga akan makan sedikit waktu.
Tapi tangan anda sendiri sudah mulai terluka bakar karena batu tersebut, dan baru anda lemparkan batu tersebut. Syukur kalau kena sasaran. Kalau batu itu tidak kena sasaran, ini akan membuat anda semakin kecewa karena tangan anda sudah terluka dan batu tidak kena sasaran. Jadi untuk apa? Lepaskan, ikhlaskan.