Munculnya sensasi mati rasa umumnya sering terjadi pada bagian tangan maupun kaki. Akan tetapi, pernahkah menyadari akan rasa kesemutan yang muncul secara bertubi – tubi di bagian mulut serta bibir? Ya, mungkin hal tersebut sangatlah jarang terjadi, namun nyatanya di area mulut, seperti lidah, gusi hingga bibir juga rentan mengalami mati rasa.
Untuk rasa tidak nyaman yang terjadi pada mulut memang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari. Hal ini karena minum, makan ataupun berbicara semuanya yang mengandalkan mulut menjadi kurang optimal. Cermatilah beberapa hal berikut yang mungkin pernah atau sedang dialami.
• Alergi
Selain dapat mengakibatkan hidung berair dan juga bersin – bersin, reaksi alergi yang disebabkan dari menghirup serbuk sari, debu, kotoran ataupun makanan juga bisa berdampak terhadap mulut. Hal tersebut mungkin akan dirasakan oleh mereka dengan sensasi kesemutan di dalam mulut maupun di bagian bibir.
Terlebih, saat pemicu alergi pada makanan yang dikonsumsi , seperti buah – buahan ataupun sayuran yang dikonsumsi dalam keadaan mentah ( belum dimasak ). Sebenarnya, untuk alergi yang menyerang bagian mulut tidaklah terlalu berbahaya. Ini karena, sistem kekebalan tubuh sudah menyadari akan hadirnya zat asing tersebut dan sedang berusaha memberantasnya.
• Kekurangan Vitamin B-12
ketika kekurangan vitamin B-12 maka tidak menutup kemungkinan akan memicu berbagai gejala, salah satunya yakni munculnya rasa sakit, terbakar ataupun baal pada bagian mulut. Untuk vitamin B-12 tersebut dibutuhkan oleh tubuh dalam memproduksi sel darah merah yang berperan sebagai penyuplai energi, menjaga kesehatan saraf dan juga membawa oksigen.
• Tidak Sengaja Tergigit
Entah itu salah sasaran ataupun terlalu bersemangat ketika mengunyah makanan, tanpa disadari bisa tergigit gusi ataupun lidah sendiri. Hal tersebut tentu dapat mengakibatkan saraf yang berada disekitar bibir maupun mulut rusak sehingga mengalami peradangan.
• Gula Darah Rendah
Hipoglikemia atau gula darah rendah termasuk salah satu kondisi saat simpanan gula darah dalam tubuh jauh dari kata normal. Untuk mereka yang membatasi asupan berupa gula dapat berisiko lebih tinggi mengalami hipoglikemia, termasuk juga para penderita diabetes yang mana mereka sering memanfaatkan obat – obatan tertentu atau insulin buatan dalam menurunkan kadar gula darah.